Foto FB/Puisi kutipan pena (NP/SK) |
Merajanya sang kolonialisme di
setiap lorong kehidupan
Nyawa berantakan dalam kelamnya sifat
Tak pandang manusia sang citra Allah
Hidup ini memang penuh muram
Diliputi awan gelap
Membawa manusia tanpa peduli
Dihempas peluruh negara
Bagai pusaka leluhurnya
Yang tak kenal manusia seperti dirinya
Dituduh yang lain pelakunya
Sampai mengingkari kelakuan pribadi
Yang sebenar-benarnya dia
Selamat jalan kawan
Jika mereka tahu kau manusia
Bukan seperti demikian wafatmu
Pasti kupuji kebesaranmu sebagai manusia
Dan memang kuhargai
Tapi nyatanya mereka tidak menghargai
Kawan, anda bagai hewan
Begitu dipandangan mereka
Nyawamu melayang di pinggiran jalan trotoar
Selamat jalan kawan
Hanya kutitip sebuah doa duka
Tuhan pasti menghargai kemanusiaanm
Nyawa berantakan dalam kelamnya sifat
Tak pandang manusia sang citra Allah
Hidup ini memang penuh muram
Diliputi awan gelap
Membawa manusia tanpa peduli
Dihempas peluruh negara
Bagai pusaka leluhurnya
Yang tak kenal manusia seperti dirinya
Dituduh yang lain pelakunya
Sampai mengingkari kelakuan pribadi
Yang sebenar-benarnya dia
Selamat jalan kawan
Jika mereka tahu kau manusia
Bukan seperti demikian wafatmu
Pasti kupuji kebesaranmu sebagai manusia
Dan memang kuhargai
Tapi nyatanya mereka tidak menghargai
Kawan, anda bagai hewan
Begitu dipandangan mereka
Nyawamu melayang di pinggiran jalan trotoar
Selamat jalan kawan
Hanya kutitip sebuah doa duka
Tuhan pasti menghargai kemanusiaanm
Karya anak muda papua:Honaratus Pigai
Papua Timika, 04/06-2013
Papua Timika, 04/06-2013
Komentar
Posting Komentar