Foto Penindasan/pembunuhan orang asli Papua (Ist) |
Atas nama hidup mati siksaan dan kegelapan,
menghadap illahi berlumur dosa dalam kehidupan,
terpuruk semakin jauh dalam kisah hidup yang menakutkan,
terlalu banyak kami ciptakan darah berkucuran.
Terbang tinggi melintasi aura ketakutan,
Kisah hidup penuh akan cobaan dan rintangan,
hidup dalam bimbingan kasih sayang TUHAN,
terselimuti dalam dekapan SETAN.
Kisah hidup begitu pahit menyadarkanku dari sebuah khayalan,
jauh dari kasih sayang orang bijak tanpa sebuah bimbingan,
hingga kami terpuruk dalam lubang hitam menakutkan,
sepanjang alur umur kami tertatih berselimutkan siksaan dan jeritan.
Walau kami sadar akan adanya garis kematian,
dimana kami tak lagi merasakan siksaan jeritan dan tangisan,
tetapi mengapa kami disiksa di dunia selama masih ada hidup,
Tuhan tolonglah kami saat ini,
waktu kami masih hidup di dunia,
karena kami ingin merasa sejengkal damai.
Perjalanan hidup kini di dunia,
kami jadikan sebuah puisi dan catatan
untuk menjadi kenangan bagi generasi yang akan datang,
sampai nanti,
kami merdeka.
menghadap illahi berlumur dosa dalam kehidupan,
terpuruk semakin jauh dalam kisah hidup yang menakutkan,
terlalu banyak kami ciptakan darah berkucuran.
Terbang tinggi melintasi aura ketakutan,
Kisah hidup penuh akan cobaan dan rintangan,
hidup dalam bimbingan kasih sayang TUHAN,
terselimuti dalam dekapan SETAN.
Kisah hidup begitu pahit menyadarkanku dari sebuah khayalan,
jauh dari kasih sayang orang bijak tanpa sebuah bimbingan,
hingga kami terpuruk dalam lubang hitam menakutkan,
sepanjang alur umur kami tertatih berselimutkan siksaan dan jeritan.
Walau kami sadar akan adanya garis kematian,
dimana kami tak lagi merasakan siksaan jeritan dan tangisan,
tetapi mengapa kami disiksa di dunia selama masih ada hidup,
Tuhan tolonglah kami saat ini,
waktu kami masih hidup di dunia,
karena kami ingin merasa sejengkal damai.
Perjalanan hidup kini di dunia,
kami jadikan sebuah puisi dan catatan
untuk menjadi kenangan bagi generasi yang akan datang,
sampai nanti,
kami merdeka.
Karya anak mudapapua: Honaratus Pigai
Timika, 16 Juli 201
Komentar
Posting Komentar