Langsung ke konten utama

BUNDA IKUT AKU PULANG

Foto Tembagapura- Puisi Kutipan Pena (NP/SK) 


 
Setelah nikmati hiruk pikuk
Karyawan PT. FREEPORT, duduk dibalik pintu barak
Merenung alam indah yang telah kulewati tadi pagi.

Gunung-gunung menjulang tinggi
Air terjung pun tak terhitung jumlahnya
Indahnya mempesona.

Kini dingin malam menusuk tulang sumsum
Sambil merenung alam yang sedang dikeruk sang kapitalis tampa peduli
Hati teriris sembilu sakit.

Tersimpul pandangan
Dibalik indah alam Nemangkawi
Tersembunyi duka alamku
Ratap bunda alamku kini terdengar jelas.

Ingin rasanya kubawa pulang
Bunda ikut aku pulang esok kita pulang
Biar ada sebekas harapan hidup kedepan
Tungguh esok aku ajak kita pulang dan
Biar tinggalkan sang kapitalis menjerit.


Karya anak muda papua: Honaratus Pigai
Tembagapura, 06 Desember 2014

Postingan populer dari blog ini

DOA ADALAH NAFAS HIDUP KITA

Oleh : Natho M. Pigai "Bersukacitalahdalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalamdoa!"  Roma 12:12      Alkitab tidak pernah berhenti menasehati agar kita selalu bertekun di dalamdoa.  Itulah yang dikehendaki Tuhan!  Banyak orang Kristen yangmerasa dan menjadikan doa sebagai suatu hal yang sulit dilakukan.  Sehariada 24 jam, tapi rasa-rasanya kita sulit menyediakan waktu;  jangankan 1jam, beberapa menit saja kita sepertinya tak mampu, padahal berdoa itu sangatpenting dan harus menjadi bagian hidup kita.  Bagi orang percaya, doa itu menjadi nafas hidup!  Bayangkan jika kita tidak dapat bernafas beberapa menit saja kita pasti akan mati.  Tanpa doa kita pun akan mengalami kematian rohani.  Terlebih di masa-masa sulit sekarang ini, masihkah kita tidak mau berdoa?  "Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu,selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itutidak melandanya."   (Mazmur 32:6).  Karena i

ADIKKU BERTANYA TENTANG SIANG & MALAM

Foto  Puisi Kutipan Pena (NP/SK) Ketika siang menghilang, di depan teras rumah tua saat duduk merenung panjang Si adik berkisah tanpa tanya sedang apa "kak, kenapa ada siang dan malam?" "kak, kenapa ada terang dan gelap?" "kak, kenapa ada pergantian ini?" Dan aku tidak bisa menjawab seketika itu, ketika dia menanyakan aku duduk sambil membuat pertanyaan baru "bagaimana kalau TUHAN tidak menciptakan terang dan gelap?"                        Karya anak muda Papua: Honaratus Pigai                              Wgt, 31 Desember 2012

PENGORBANAN

Foto Natho Pigai - Puisi Kutipan pena (NP/SK) Mengucurkan deras keringat Membasahi tubuh yang terikat Membawa angan jauh entah kemana Bagaikan pungguk merindukan bulan Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan Pagi yang menjadi malam Bulan yang menjadi tahun Sekian lama telah menanti Dirinya tak juah lepas Andai aku sang Kesaktria Aku pasti menyelamatkanya Namun semua hanya mimpi Dirinyalah yang harus berusaha Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi Untuk Pembebasan negeri leluhur Papua-Ku Karya anak muda Papua: Natho M Pigai Bandung, 22 September 2016