Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

SANG WAKTU YANG LALU

Ilustrasi Pic/Goggle/Puisi Kutipan Pena'(NP/SK) Ada sekian kisah sejarah Di tepi kehidupan Berlabu dalam akal budi Memikirkan sejarah lalu Kian kembali dalam akal yang terus berputar Mengenang kisah-kisah Entalah yang suka atau duka Rasanya kembali di hari ini Dalam benak akal budi Hanyalah itu bukan kenyataan kini Kenyataan lalu yang segera menjadi kekinian Memang tidak dapat menjadi kekinian Tapi kenangan itu mesti dikenang Bisa menjadi bermakna kelak Atau juga saat ini di sini Dia guru abadi yang ada Dapat mengatur hidup Menghadap kekekalan yang bijak Demi menghormati sang waktu Hanya satu pinta yang bisa terucap Terimakasih Sang Waktu Yang Lalu. Karya anak muda papua: Honaratus Pigai Bukit keheningan – Port-Numbay, 15 Mei 2012

UNTUK MU PHALAWAN WEST PAPUA KU

Jendral Tuan Kelly Kwalik/ Puisi kutipan pena/(NP/SK) Demi negri... Engkau korbankan waktumu Demi bangsa... Rela kau taruhkan nyawamu Maut menghadang di depan Kau bilang itu hiburan Tampak raut wajahmu Tak segelintir rasa takut Semangat membara di jiwamu Taklukkan mereka penghalang negri Hari-hari mu di warnai Pembunuhan dan pembantaian Dan dihiasi suara-suara mata Mengalir sungai darah di sekitarmu Bahkan tak jarang mata air darah itu Yang muncul dari tubuhmu Namun tak dapat... Runtuhkan tebing semangat juangmu Anak pana dan Busur yang setia menemanimu Kaki telanjang yang tak beralas Koteka dengan seribu wangian Basah di badan keringpun di badan Yang ingin kau menghatarkan Kedalam istana kemerdekaan Kau pejuangan ku.. Namamu jendral Tuan Kelly Kwalik akan terkenan selalu Jika Kau tlah di cabut Nyawa mu oleh Militery Indonesia Tetapi jiwa mu tetap hidup untuk selamaNya. _____ PEJUANG REVOLUSIANER Karya anak muda papua: Stepanus Pigai

BUNDA IKUT AKU PULANG

Foto Tembagapura-  Puisi Kutipan Pena (NP/SK)    Setelah nikmati hiruk pikuk Karyawan PT. FREEPORT, duduk dibalik pintu barak Merenung alam indah yang telah kulewati tadi pagi. Gunung-gunung menjulang tinggi Air terjung pun tak terhitung jumlahnya Indahnya mempesona. Kini dingin malam menusuk tulang sumsum Sambil merenung alam yang sedang dikeruk sang kapitalis tampa peduli Hati teriris sembilu sakit. Tersimpul pandangan Dibalik indah alam Nemangkawi Tersembunyi duka alamku Ratap bunda alamku kini terdengar jelas. Ingin rasanya kubawa pulang Bunda ikut aku pulang esok kita pulang Biar ada sebekas harapan hidup kedepan Tungguh esok aku ajak kita pulang dan Biar tinggalkan sang kapitalis menjerit. Karya anak muda papua: Honaratus Pigai Tembagapura, 06 Desember 2014