Langsung ke konten utama

KUMPULAN KATA - KATA MENJADI PEJUANG KEADILAN




Foto Frans Y. Pigai - Puisi Kutipan pena (NP/SK)
 Oleh: Frans Pigai

1) Para pendiri bangsa ini mengundang keadilan sebagai salah satu pilar penyangga bangsa. Sayangnya, fakta membuktikan banhwa di mana-mana terjadi ketidakadilan.

Artinya, keadilan masih sebatas mimpi. Apakah bangsa ini akan dibiarkan disangga oleh mimpi? Apa yang harus dilakukan Gereja, umat Allah, anak-anak Tuhan.

 Untuk memjawab keprihatinan di atas. Anak bangsa perlu dipersiapkan sejak awal untuk MENJADI PEJUANG KEADILAN. Disertai dengan aneka materi yang sangat praktis dan dekat dengan dunia remaja, yang menjadi inspiratif dalam pendampingan kaum muda Papua.

2) Generasi pejuang 54 tahun Free West Papua yang berani, harus bisa mengembalikan kepercayaan rakyat pada perjuangan pembebasan bangsa Papua.

3) Kita sebagai generasi Papua harus menjadi agen perubahan permanen, bukan perubahan sesaat, diartikan bukan menjadi generasi yang timbul tenggelam di atas tanahnya sendiri, jangan menjadi diri yang bermunafi, dan lari dari ruang persatuan dan kesatuan anak muda bangsa Papua.

4) Saya berdiri di mimbar ini bukan untuk melamar pekerjaan. Saya berdiri di sini karena sejarah bangsa Papua memanggil-manggil untuk memperjuangkan kebebasan bangsa Papua.

5) Kita jangan jadi generasi semu yang mendewasakan kekuasaan dan harta. Kita harus bisa menjadi generasi bermartabat yang mengagungkan sukses dan prestasi memperjuangkan nilai kebenaran.

6) Kalau rakyat keras menilai kita, maka sebagai pemimpin harus lebih keras lagi, lebih krisis lagi menilai dan menimpah diri sendiri, agar cepat datangnya suatu kebebasan diri dalam memperjuangkan nilai kebenaran dan keadilan hidup bagi manusia Papua.

7) Jangan heran kalau dalam waktu dekat saingan terbesar kita adalah Colonialisme dan Militerisme Indonesia. Setiap negara kita mengalami reposisi yang begitu cepat.
Negara yang kemerin tertinggal dan tergantung pada kami bangsa Papua besok juga menyalip kita, maka kita harus tetap berada pada garis perjuangan dan jangan kita meleset daripada itu karena kebebasan akan datang di hadapan kami bangsa Papua.

8) Orang tidak mungkin menjadi pemimpin kalau ia terlalu sibuk meremehkan dan menjatuhkan bangsanya sendiri. Bangkitlah manusia Papua demi bangsa Papua, jangan sekali-kali menjadi penghianat di atas tanah dan rakyat bangsa Papua. Mari kita berpikitr secara jernih dan normal untuk megarahkan bangsa Papua dalam ruang kemerekaan.

9) Kita bangga bahwa Papua adalah bangsa Melanesia yang ada di dunia. Namun, ingatlah, Papua bukan lagi Indonesia dan jangan sekali-kali kau mengaku diri sebagai orang Indonesia (merah putih). Bangsa Melanesia (Papua) adalah Bintang Kejora.

10) Dalam era media dan facebook, pemimpin harus buka telinga, buka mata, dan sedikit tebal muka, karena dilihat dari situasi penderitaan manusia Papua, banyak informasi-informasi yang harus diperhatikan oleh para pemimpin baik pemimpin pemerintahan negri maupun swasta yang ada di tanah Papua.
Karena banyak hal yang harus diperhatikan pemerintah Papua mengenai pemderitaan rakyat Papua melalui penindasan, pembunuhan, perampasan, dan pemerasan harta kekayaan di tanah Papua.

11) Resiko yang perlu kita cermati adalah hukum demokrasi Indonesia kembali menjadi elitis. Kembali didominir oleh elit Militer kekerasaan pembunuhan di atas tanah Papua dan selalu bergravitasi ke rakyat bangsa Papua.

(MUYE Papua, mengukir kata-kata dengan sebuah pemikiran menuju kebebasan diri bagi kebebasan bangsa Papua (MERDEKA), anak muda Papua)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADIKKU BERTANYA TENTANG SIANG & MALAM

Foto  Puisi Kutipan Pena (NP/SK) Ketika siang menghilang, di depan teras rumah tua saat duduk merenung panjang Si adik berkisah tanpa tanya sedang apa "kak, kenapa ada siang dan malam?" "kak, kenapa ada terang dan gelap?" "kak, kenapa ada pergantian ini?" Dan aku tidak bisa menjawab seketika itu, ketika dia menanyakan aku duduk sambil membuat pertanyaan baru "bagaimana kalau TUHAN tidak menciptakan terang dan gelap?"                        Karya anak muda Papua: Honaratus Pigai                              Wgt, 31 Desember 2012

DOA ADALAH NAFAS HIDUP KITA

Oleh : Natho M. Pigai "Bersukacitalahdalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalamdoa!"  Roma 12:12      Alkitab tidak pernah berhenti menasehati agar kita selalu bertekun di dalamdoa.  Itulah yang dikehendaki Tuhan!  Banyak orang Kristen yangmerasa dan menjadikan doa sebagai suatu hal yang sulit dilakukan.  Sehariada 24 jam, tapi rasa-rasanya kita sulit menyediakan waktu;  jangankan 1jam, beberapa menit saja kita sepertinya tak mampu, padahal berdoa itu sangatpenting dan harus menjadi bagian hidup kita.  Bagi orang percaya, doa itu menjadi nafas hidup!  Bayangkan jika kita tidak dapat bernafas beberapa menit saja kita pasti akan mati.  Tanpa doa kita pun akan mengalami kematian rohani.  Terlebih di masa-masa sulit sekarang ini, masihkah kita tidak mau berdoa?  "Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu,selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itutidak melandanya."   (Mazmur 32:6).  Karena i

PENGORBANAN

Foto Natho Pigai - Puisi Kutipan pena (NP/SK) Mengucurkan deras keringat Membasahi tubuh yang terikat Membawa angan jauh entah kemana Bagaikan pungguk merindukan bulan Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan Pagi yang menjadi malam Bulan yang menjadi tahun Sekian lama telah menanti Dirinya tak juah lepas Andai aku sang Kesaktria Aku pasti menyelamatkanya Namun semua hanya mimpi Dirinyalah yang harus berusaha Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi Untuk Pembebasan negeri leluhur Papua-Ku Karya anak muda Papua: Natho M Pigai Bandung, 22 September 2016